Monday, December 28, 2015

Asfiksia Pada Bayi

Asfiksia Pada Bayi-Pada kesempatan kali ini blog tanya ahli akan coba memberikan dan membagi pengetahuan tentang salah satu masalah kesehatan bayi terutama bayi baru lahir yang mana masalah kesehatan ini masih sering terjadi di sekitar kita. Masalah kesehatan yang kami maksudkan disini adalah asfiksia pada bayi baru lahir.

Asfiksia merupakan keadaan bayi yang tidak bisa bernafas secara teratur dan spontan, sehingga dapat menurunkan Oksigen (O2) dan makin meningkatkan Karbondioksida (CO2) yang menimbulkan akibat buruk dalam kehamilan lebih lanjut atau secara sederhananya asfiksia bayi baru lahir (BBL) adalah ketidakmampuan bayi bernafas secara spontan dan teratur segera setelah dilahirkan.

Asfiksia secara umum dapat disebabkan karena gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 dari ibu ke janin, pada mas kehamilan, persalinan atau segera setelah lahir. Secara rincinya asfiksia pada bayi baru lahir dapat kami uraikan sebagai berikut :
Faktor Janin
Prematur, gameli, tali pusat menumbung, kelainan kongenital.
Faktor Persalinan
Partus lama adalah persalinan yang telah berlangsung 12 jam atau lebih tampa kelahiran bayi. Partus tindakan adalah proses persalinan dengan menggunakan tindakan khusus.

Adapun gejala dan tanda yang muncul pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia adalah pernafasan cuping hidung, pernafasan cepat, nadi cepetan cyanosis, nilai APGAR menunjukan bayi asfiksia.

Secara patofisiologi asfiksia ini berarti hipoksia yang progresif. Penimbunan CO2 dan asidosis. Bila proses ini berlangsung terlalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian. Asfiksia juga dapat mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.

Pada bayi yang kekurangan oksigen akan terjadi pernafasan yang cepat dan periode yang singkat. Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan berhenti, denyut jantung juga mulai menurun, sedangkan tonus neuromuskular berkurang secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apnoe yang dikenal sebagai Apnoe Primer. Perlu diketahui bahwa kondisi pernafasan megap-megap dan tonus otot yang tujur juga dapat terjadi akibat obat-obat yang diberikan pada ibunya. Biasanya pemberian perangsangan dan oksigen selama periode apnoe primer dapat merangsang terjadinya pernafasan spontan.

Apabila asfiksia berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan megap-megap yang dalam, denyut jantung terus menurun, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flaccid). Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apnoe yang disebut Apnoe Sekunder. Selama apnoe sekunder ini, denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah (PaCO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi kecuali apabila resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian oksigen dimulai segera.

Sangat penting untuk diperhatikan bahwa sebagai akibat hipoksia janin, janin dapat pulih dari apnoe primer ke apnoe sekunder di dalam rahim. Urutan perkembangan apnoe, termasuk apnoe primer atau apnoe sekunder. Dalam kenyataannya, apnoe primer dan apnoe sekunder sulit sekali untuk dibedakan. Pada kedua keadaan tersebut, bayi tidak bernafas dan denyut jantung dapat menurun sampai < 100 denyut per menit.

Pada saat bayi dilahirkan, alveoli bayi diisi dengan “carian paru-paru janin”. Cairan paru-paru janin harus dibersihkan terlebih dahulu apabila udara harus masuk ke dalam paru-paru bayi baru lahir. Dalam kondisi demikian, paru-paru memerlukan tekanan yang cukup besar untuk mengeluarkan cairan tersebut agar alveoli dapat berkembang untuk pertama kalinya. Untuk mengembangkan paru-paru, upaya pernafasan pertama memerlukan 2-3 kali lebih tinggi daripada tekanan untuk pernafasan berikutnya agar berhasil. Menghadapi bayi yang tidak pernah mengambil nafas pertama dapat diasumsikan bahwa pengembangan alveoli tidak terjadi dan paru-paru tetap berisi cairan. Melakukan pernafasan buatan pada bayi seperti ini diperlukan tekanan tambahan untuk membuka alveoli dan mengeluarkan cairan paru-paru.
Asfiksia pada bayi, Asfiksia, bayi, bayi asfiksia, pengertian asfiksia, penyebab asfiksia, pencegahan asfiksia, pengobatan asfiksia, penanganan asfiksia

Pada awal asfiksia, darah lebih banyak dialirkan ke otak dan jantung. Dengan adanya hipoksia dan asidosis maka fungsi miokardium menurun, curah jantung menurun dan aliran darah ke alat-alat vital juga berkurang.

ARTIKEL TERKAIT
Asma
Bronkitis
Nyeri Dada
Seperti Apa Rokok dan Apa Bahaya Rokok
Alergi Ringitis
MENJAGA MASA KEEMASAN BALITA

0 komentar:

Kolom tanya ahli

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com