Friday, January 1, 2016

Cara Agar ASI Banyak

Cara Agar ASI Banyak-Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian air susu ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI Eksklusif, yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan (Roesli, 2003). ASI Ekslusif merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, karena kandungan gizi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI selain merupakan kebutuhan juga merupakan hak asasi bayi yang harus dipenuhi oleh orang tuanya.
cara agar asi banyak, ASI, memperbanyak ASI, ASI Eksklusif, ASI untuk bayi

Namun tidak semua ibu yang menyusui dapat menyusui bayinya. Ketidakmampuan ibu memberikan ASI kepada bayinya ini karena berbagai faktor, misalnya karena bekerja atau memang karena air susunya (ASI) tidak keluar atau kurang untuk menuhi kebutuhan bayi.

Mungkin untuk posting kali ini, blog tanya ahli akan memberikan posting mengenai faktor yang mempengaruhi produksi ASI agar dari posting kali ini para pengunjung dapat memperhatikan faktor apa saja yang mempengaruhi produksi ASI sehingga pengunjung jadi tahu cara agar agar ASInya banyak. 

Banyak sedikitnya produksi ASI dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
Konsumsi makanan dan status gizi ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu  yang sedang dalam masa menyusui bayinya tidaklah secara langsung mempengaruhi  mutu ataupun jumlah air susu yang dihasilkn. Dalam tubuh ibu terdapat cadangan  berbagai zat gizi  yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.
Akan tetapi apabila makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan, tentu saja pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan bekerja dengan sempurna, dan pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap produksi ASI.
Unsur gizi yang terdapat dalam 1 liter ASI kira-kira setara dengan unsur gizi  yang terdapat dalam 2 piring nasi ditambah  dengan 1 butir telur. Untuk membuata 1 liter ASI diperlukan kalori yang setara dengan  jumlah kalori yang diberikan  oleh 1 piring nasi. Jadi agar ibu dapat menghasilkan  1 liter ASI untuk bayinya, maka ia memerlukan makanan ekstra itu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Jadi dapatlah dipahami apabila ibu yang sedang menyusui  bayinya dan tidak  mendapat  tambahan makanan seperti yang dikemukakan di atas, akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Lebih-lebih lagi jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu, tambahan  makanan bagi  seorang ibu yang sedang menyusui  anaknya mutlak diperlukan.
Disamping bahan makanan sumber protein seperti  ikan, telur, dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan  untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.  
Pada umunya ibu-ibu yang menyusui membutuhkan energi yang diperkirakan lebih besar dari masa kehamilan. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu. Apabila status gizi ibu kurang maka ASI yang akan dihasilkan relatif sedikit. Ibu yang status gizinya baik sebelum hamil akan menghasilkan ASI yang jumlahnya lebih banyak dengan kandungan asam lemak yang lebih tinggi. Ibu yang menyusui harus mengkonsumsi 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya tiga liter setiap hari. Setiap yang habis menyusui meminum pil zat besi untuk menambah  zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. 

Psikologi Ibu
Produksi Air Susu Ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.  
Pada ibu ada 2 macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam menyusui banyinya. Kedua macam refleks tersebut adalah :
Refleks Prolaktin
Reflek ini bekerja secara hormonal untuk memproduksi ASI. Pada waktu bayi menghisap payudara ibu akan tejadi rangsangan neuro-hormonal pada putting susu ibu dan areola. Rangsangan ini diteruskan ke hypophysa melalui pituitria. Lobus anterior ini akan mengeluarkan  hormon prolaktin, dan masuk peredaran darah kemudian sampai  pada kelenjar-kelenjar pembuat ASI. Kelenjar pembuat air susu akan terangsang mengahasilkan ASI.
Let-down Reflek atau Reflek milk Ejection
Reflek ini mengakibatkan  memancarnya ASI keluar. Apabila bayi didekatkan pada buah dada ibu, maka bayi akan memutar kepalanya  ke arah buah dada ibu. Reflek memutarnya kepala bayi ke arah buah dada ibu disebut rooting reflek atau reflek menoleh.  Bayi akan secara otomatis menghisap putting ibunya, dengan bantuan lidahnya. Isapan yang diterima oleh puting ibunya  merupakan rangsangan  ytang dikirim melalui nervus vagus ke lobus posterior dari glandula  pituitoria.  dari glandula  pituitori posterior akan mengeluarkan hormon  oxytosin  ke dalam aliran darah  dan akan meyebabkan kontraksi  otot atau sel-sel myo-epitel dari saluran air susu. Karena kontraksi  ini maka air susu akan terperas keluar  ke arah ampulla yaitu  tempat penimbunan air susu sebelum  dihisap oleh bayi. Let-down Reflek ini mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.  
Keadaan psikologi ibu juga harus menunjang karena pengaruhnya terhadap keberhasilan atau kegagalan menyusui sangat besar. Sering  dijumpai keadaan ibu yang terlalu khawatir bahwa dirinya tidak akan bisa menyusui. Padahal, sebenarnya dia tidak bermasalah. Justru karena ia terlalu khawatir, proses menyusui itu tidak berhasil. Padahal kalau ia yakin dirinya dapat menyusui, tak akan ada masalah. Jika ibu dilanda kecemasan seperti itu, contoh akibatnya yang jelas antara lain hormon oksitosin ibu tidak akan keluar. Padahal hormon ini merupakan salah satu hormon yang berperan dalam proses produksi ASI. Sebaliknya kalau ibu merasa tenang, hatinya senang, hormon oksitosin bisa keluar dan bekerja dengan baik. 

Kebiasaan menyusui
Dalam periode sebelum abad ke 20 hampir tidak dihiraukan  barapa kali bayi  akan disusui oleh ibunya. Akan ettapi sejak permulaan abad  ke 20, banyak dokter dan ahli kesehatan  berpendapat sebaiknya  bayi disusui menurut aturan. Dari penelitian yang mencakup  sejumlah besar bayi terbukti bahwa bayi yang disusui ibunya setiap kali bayi  itu lapar, menunjukkan adanya kenaikan berat badan yang cepat.
Praktek pemberian ASI di masyarakat  berbeda-beda. Di desa  para ibu  menyusui bayi mereka hampir tanpa aturan. Bayi seoplah-olah bergantung pada buah dada ibunya sehari penuh,  tidak terkecuali dalam keadaan tidur sekalipun. Setiap kali bayi menangis selalu diartikan sebagai pertanda bayi lapar dan ibu segera memasukan putting susunya kedalam mulut bayinya. Pada kelompok masyarakat tertentu, pada awal abad ke 20, dokter-dokter Belanda, berdasarkan paham yang dianut di Eropa pada masa itu, bayi disusui setiap 3 jam sekali, walaupun bayi nangis karena lapar, belum boleh disusui sebelum jarak waktu 3 jam terpenuhi. Alasan yang paling masuk akan dari penetapan waktu 3 jam tersebut adalah  karena lambung bayi akan kosong setelah  jangka waktu 3 jam sehabis menyusui. Para ahli kesehatan anak dewasa ini menganut paham moderat, dimana jarak waktu menyusui 3 jam tetap menjadi patokan , akan tetapi jika sebelum 3 jam bayi mulai menagis karena lapar, bayi dapat disusui. Cara mengatur frekuensi menyusui sedemikian itu disebut dengan self demand feeding.
Menyusui yang baik adalah bila sedini mungkin diberikan yaitu 30 menit setelah bayi dilahirkan. Waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi dan frekuensinya tidak perlu dijadwal (diberikan pagi, siang dan malam hari). Hal ini dapat mempertahankan refleksi oxytoxin (refleksi pengaliran ASI).
Menyusui bayi adalah sangat penting sekali untuk membangun ikatan antara ibu dan anak. Tidak ada cara lain yang bias memberikan kehangatan ibu dan rasa aman kepada bayi selain untuk menghisap ASI. Dengan terdengarnya detak jantung yang sudah lama ia kenali, yaitu sejak dalam kandungan ibu, ikatan batin antara ibu dan anak menjadi lebih kuat.
Bayi yang mengkonsumsi air susu ibu (ASI) sedini mungkin akan terhindar dari gangguan pencernaan, bahkan terhindar dari kematian akibat penyakit infeksi usus, kata seorang dokter spesialis kandungan. 
Ibu yang menyusui secara eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Dengan menyusui rahim akan lebih cepat kembali ke posisi semula. Tentu saja hal ini menandakan pemulihan fisik ibu yang nyata. 

Demikian posting blog tanya ahli kali ini semoga setelah membaca artikel ini penungjung menjadi tahu cara agar ASI banyak terutama bagi pengunjung blog tanya ahli yang saat ini sedang menyusui bayinya.

Artikel terkait dengan posting kali ini
8 Alasan Ibu Harus Menyapih Bayinya
Beberapa Keuntungan dan Kerugian Menyapih Bayi
Cara Menyapih Agar Bayi Tidak Rewel

0 komentar:

Kolom tanya ahli

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com